Selasa, 18 Desember 2012

Jual Beli


BAB VI :
JUAL BELI, KHIYAR DAN RIBA

KERANGKA PEMBELAJARAN
KOMPETENSI DASAR
Mengetahui hukum Islam tentang jual beli, khiyar dan riba serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR (IPHB)
Ø  Menjelaskan pengertian jual beli
Ø  Menyebutkan kedudukan hukum tentang jual beli
Ø  Mengemukakan dalil-dalil tentang jual beli
Ø  Menyebutkan macam-macam cara jual beli
Ø  Menyebutkan syarat rukun jual beli
Ø  Terbiasa melakukan jual beli berdasarkan syariah
Ø  Menunjukkan perilaku yang mencerminkan kepatuhan hukum jual beli
Ø  Menjelaskan pengertian khiyar
Ø  Menyebutkan macam-macam khiyar
Ø  Membedakan khiyar syarat, majlis dan aibi
Ø  Terbiasa melakukan jual beli berdasarkan syariah
Ø  Menunjukkan perilaku yang mencerminkan kepatuhan hukum jual beli
Ø  Menjelaskan pengertian riba menurut bahasa dan istilah
Ø  Menyebutkan macam-macam riba
Ø  Menyebutkan kedudukan hukum tentang riba
Ø  Melafalkan ayat-ayat tentang riba dengan fasih
Ø  Membedakan riba fadli, qardhi, yad dan nasiah
Ø  Menunjukkan perilaku menghindari perbuatan riba

MATERI POKOK :
Ø  Jual beli
Ø  Hukum jual beli
Ø  Syarat dan rukun jual beli
Ø  Jual beli yang dilarang
Ø  Khiyar
Ø  Macam-macam khiyar
Ø  Manfaat khiyar
Ø  Riba
Ø  Hukum riba
Ø  Macam-macam riba
Ø  Bahaya riba

A.     JUAL BELI
1.     Pengertian Jual Beli
Jual beli adalah menukar barang dengan alat pembelian yang sah di suatu Negara (uang) atau menukar barang dengan barang disertai aqad.
Jual beli adalah satu cara untuk mendapatkan barang-barang yang tidak dimiliki seseorang denga cara menukarkan uang denga barang. Bagi semua penjual, jual beli dilakukan dengan maksud memperoleh uang yang diperlukan dan bagi pembeli adalah untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, syaiat Islam menerapkan bahwa jual beli harus didasarkan atas suka sama suka, tidak memaksa dan dipaksa, tidak terjadi penipuan dan membahayakan sehingga tidak ada antara kita yang dirugikan. Untuk itu syariat Islam menentukan syarat dan rukun jual beli. Firman Allah Swt.
¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$#
Artinya :         Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah : 275)

Pada usrat An-Nisa ayat 29, terdapat firman Allah Swt :
Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB
Artinya :   ““Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa : 29)

2.     Hukum Jual Beli
Syariat Islam mengatur berbagai aspek kehidupan di antaranya adalah masalah jual beli. Agar pelaksanaan jual beli atau perdagangan tidak menimbulkan keresahan dan tipu menipu, Islam mengeluarkan hukum sejak Nabi diutus oleh Allah Swt untuk membawa risalah-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Baqaarah ayat 275:
¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$#
Artinya :         Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah : 275)

Memperhatikan ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa jual beli, berdagang atau membuka jenis-jenis usaha produksi di bidang ekonomi, dibenarkan bahkan dianjurkan dalam Islam. Syariat Islam menggariskan beberapa hukum jual beli yaitu :
a.       Mubah, artinya jual beli itu boleh, ini merupakan hukum asal dari jual beli
b.      Sunnah, yaitu jual beli yang dilakukan terhadap orang yang sangat membutuhkan barang yang diperjualbelikan itu
c.       Wajib, yaitu menjual harta peninggalan orang tuanya untuk melunasi hutang-hutangnya ketika masih hidup
d.      Haram, yaitu jual beli yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang melanggar dari syariat Islam, misalnya : Penipuan, mengicuh dan lain sebagainya.
Hadits Nabi Saw :
عَنْ رِفَاعَةِ ابْنِ رَأفِعٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ ؟ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
Artinya :    Dari Rifa’ah bin Rafi sesungguhnya Nabi Saw pernah ditanya, pekerjaan apakah yang paling baik, Rasulullah menjawab : seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan tiap-tiap jual beli yang mabrur (dengan cara halal dan baik).

Orang yang terjun pada dunia usaha, berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli tidak sah. Tidak sedikit orang yang mengabaikan hukum-hukum jual beli. Sehingga tidak peduli kalau mereka memakan barang haran, menindas dan menipu orang lainm sekalipun mereka semakin hari semakin meningkat harta, harta berlipat ganda, keuntungan semakin menumpuk dan sebagainya.
Diriwaytakan, pada suatu hari, Umar bin Khattab berkeliling pasar dan beliau memukul sebagai dengan tongkatnya sambil berkata: “Tidak boleh ada yang berjualan di pasar kami ini, kecuali mereka yang memahami hukum, jika tidak maka dia bisa memakan riba, baik di sadari atau tidak”

3.     Syarat dan rukun jual beli
Pada zaman modern system jual beli dapat dilakukan dengan cara berbagai cara, misalnya dengan cara “barter” yaitu pertukaran barang dengan barang, dengan cara pembelian uang kontan, cek, atau deposito akan tetapi oleh karena sifat manusia yang laba, tamak dan rakus, suka menguntungkan diri sendiri. Islam menentukan hukum dan syarat jual beli, agar hak masing-masing jangan sampai tersia-sia, dan kemashlahatan umat tetap terjaga, perdamaian terwujud. Adapun syarat hukum jual beli adalah :
a.       Penjual dan pembeli, syaratnya adalah :
1)     Berakal sehat, agar masing-masing tidak tertipu. Orang gila dan orang bodoh tidak sah jual beli
2)     Suka sama suka, tidak ada unsur paksaan
3)     Barang (keadaannya) tidak mubadzir (sia-sia)
4)     Baligh, anak kecil tidak sah jual beli, sebagian ulama berpendapat bahwa anak kecil yang sudah mampu dan mengerti nilai uang sebagaimana orang dewasa sah jual beli hal-hal yang nilainya ringan.
b.      Uang dan barang yang dibeli, syaratnya :
1)     Suci, barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan barang lain
2)     Barang yang dibeli ada manfaatnya, artinya tidak sia-sia (mubadzir). Firman Allah Swt:
¨bÎ) tûïÍÉjt6ßJø9$# (#þqçR%x. tbºuq÷zÎ) ÈûüÏÜ»u¤±9$#
Artinya :    Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isra: 27)
3)     Keadaan barang itu dapat diterima langsung oleh si pembeli, tidak sah menjual barang yang tidak dapat diterima langsung pembeli, misalnya menjual ikan dalam laut atau dalam air.
4)     Barang itu diketahui oleh penjual dan pembeli dengan jelas, baik zat, sifat, bentuk dan ukurannya
c.       Adanya lafadz Ijab dan Qabul dalam jual beli
Ijab adalah perkataan penjual, seperti saya jual barang ini “sekian”. Qabul adalah perkataan pembeli, seperti saya terima barang ini dengan harga sekian. Ijab qabul dilakukan suka sama suka. Hadits Nabi Muhammad Saw:
اِنَّمَا الْبَيْعَ عَنْ تَرَاضٍ (رواه ابن ماجه)
Artinya :    Sesungguhnya jual beli itu hanya sah jika dilakukan dengan suka sama suka” (HR. Ibnu Majah).
Dari uraian tersebut di atas agar lebih mudah dipahami dapat disimpulkan sebagai berikut :
Syarat jual beli, yaitu :
-       Adanya penjual dan pembeli yang melakukan aqad
-       Suka sama suka
-       Barang yang dijual halal dan suci
-       Adanya ijab dan qabul
Rukun jual beli, yaitu :
-       Adanya penjual
-       Ada pembeli
-       Ada barang yang dijual
-       Adanya ijab dan qabul

4.     Cara Jual Beli
Adapun macam-macam cara jual beli, yaitu :
a.       Jual beli kontan, barang yang dibeli langsung diserahterimakan
b.      System kredit, pembayaran dengan cara mengangsur untuk waktu yang ditentukan
c.       Tukar menukar barang dengan barang dalam istilah ekonomi disebut barter
d.      Sistem tempo, yaitu harga disepakati, barang dikirim dan pembayarannya ditangguhkan menurut waktu dalam perjanjian jual beli.
e.       Jual beli yang ada unsur riba

5.     Jual Beli yang Dilarang
Ada beberapa jual beli yang dilarang, bahkan diharamkan oleh syariat Islam, antara lain :
a.       Menjual barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar (umum)
b.      Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar (tawar menawar), sekalipun harganya lebih mahal atau lebih murah.
Hadits nabi :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه وسلم : لاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلىٰ بَيْعِ بَعْضٍ (متفق عليه)
Artinya :    Dari Abu Hurairah, telah bersabda Rasulullah Saw. “Janganlah menjual seseorang akan sesuatu yang sudah dibeli oleh orang lain” (HR. Bukhari dan Muslim).
c.       Membeli barang dengan maksud mengacaukan harga pasar, misalnya harga barang sebesar Rp. 500,- perbiji (harga umum/pasar) dijual atau dibeli lebih murah atau lebih mahal dari umumnya.
d.      Membeli barang untuk ditahan/ditimbun, agar dapat dijual dengan harga yang lebih mahal, sedangkan masyarakat umum sangat membutuhkan barang itu.misalnya orang kaya lantaran banyak uang, pada musim padi membeli padi sebanyak-banyaknya, kemudian ditimbun dengan maksud agar ketika padi atau beras di pasar tidak ada baru dikeluarkan dengan harga yang sangat mahal. Hadits Nabi Saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَحْتَكِرُ اِلاَّ خَاطِى(رواه مسلم)
Artinya :    Bersabda Rasulullah Saw : Tidak ada orang yang memakan akan barang kecuali orang yang durhaka (salah)” (HR. Muslim).
e.       Jual beli buah-buahan yang belum jelas
f.        Jual beli barang hasil curian
g.       Jual beli barang najis
h.      Jual beli barang-barang maksiat
i.         Jual beli menipu atau mengicuh


B.     KHIYAR
1.     Pengertian Khiyar
Khiyar menurut bahasa artinya memilih, sedangkan menurut istilah adalah diperbolehkannya memilih diantara satu dan dua, apakah aqad jual beli diteruskan atau dibatalkan.
Diadakan khiyar dalam syariat Islam adalah agar pihak penjual maupun pembeli masing-masing dapat memikirkan kepentingan kebaikan dan perdamaian yang lebih mendalam supaya tidak terjadi penyesalan dikemudian hari, karena merasa tertipu.

2.     Macam-macam Khiyar
a.       Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah si pembeli boleh memilih antara dua barang, selama keduanya masih tetap ditempat jual beli. Khiyar Majlis boleh atau berlaku dalam semua bentuk jual beli. Dengan kata lain bahwa khiyar majlis adalah jika ijab qabul dalam jual beli dan akad telah berlangsung, maka keduanya (kedua belah pihak) masih boleh meneruskan akad atau membatalkan selama keduanya masih berada di tempat akad dan selama mereka tidak berjanji tidak ada khiyar.
Hadits Nabi Saw :
اَلْمَتَبَايِعُوْنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِالْخِيَارِ عَلىَ صَاحِبِهِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا اِلاَّ بَيْعُ الْخِيَارِ  (رواه البخارى و مسلم)
Artinya :   “Dua orang yang melakukan jual beli masing-masing melakukan khiyar (pilih memilih atau timbang-menimbang) untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli selama mereka belum berpisah, kecuali penjualan dengan persyaratan khiyar”. (HR. Bukhari dan Muslim)

b.      Khiyar Syarat
Khiyar syarat ialah khiyar yang dijadikan syarat sewaktu aqad oleh keduanya atau salah seorang.seperti kata si penjual “saya jual ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari”. Jadi khiyar syarat paling lama tiga hari tiga malam terhitung dari waktu akad.
Hadits Nabi Saw :
أَنْتَ بِالْخِيَارِ فِيْ كُلِّ سَلْعَةٍ لِبْتَعْتَهَا ثَلاَثَ لَيَالٍ (رواه البيهقى وابن ماجه)
Artinya :   “Sabda Rasulullah Saw kepada seorang laki-laki “Engkau boleh khiyar pada segala barang yang telah engkau beli selama tiga hari tiga mala”. (HR. Baihaqi dan Ibnu Majah)

Jadi jual beli dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah apabila mereka berdua telah berpisah, kecuali bila disyaratkan oleh salah satu dari kedua belah pihak atau kedua-duanya ada khiyar dalam masa tertentu. Jika waktu yang ditentukan telah berakhir dan akad tidak dibatalkan, wajib dilangsungkan jual beli.
Khiyar telah batal dengan ucapan dan batal pula dengan tindakan si pembeli terdapat barang yang dia beli, dengan jalan mewakafkan, menghibahkan atau dengan jalan membayat hargnya, karena yang demikian itu menunjukkan keridhaannya.

c.       Khiyar ‘Aibi (Cacat)
Khiyar ‘aibi atau khiyar cacat ialah si pembeli boleh mengembalikan barang yang telah dibeli, apabila terdapat cacat (‘aib) yang dapat mengurangi harganya yang dapat mengurangi nilai atau harga barang itu. Hadits Nabi Saw:
رَوَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا اَنَّ رَجُلاً اِبْتَاعَ غُلاَمًا فَاَقَامَ عِنْدَهُ مَا شَآءَ اللهُ ثُمَّ وَجَدَ بِهِ عَيْبًا فَخَاصَمَهُ اِلىَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَرَدَّهُ (رواه احمد وابو داود والترمذى)
Artinya :   “Telah diriwayatkan oleh Aisyah ra “Bahwasanya seorang laki-laki telah membeli seorang budak yang telah tinggal bersamanya beberapa lama, kemudian kedapatan budak itu ada cacatnya, lalu diadukan perkara itu kepada Rasulullah Saw dan Nabi memutuskan budak itu dikembalikan kepada si penjual”. (HR. Ahmad , Abu Daud dan Turmudzi)

Untuk itu kita dalam jual beli, jika barang yang dijual itu cacat harus dijelaskan terlebih dahulu agar dikemudian hari tidak terjadi perselisihan. Mengembalikan barang yang telah dibelikan dan kedapatan cacar hendaklah dilakukan segera, karena melalaikan hal ini, berarti ridla terhadap barang tersebut. Di samping itu barang itu jangan dipakai, sebab jika dipakai hilanglah haknya untuk mengembalikan serta hilanglah hak untuk minta ganti uang.

3.     Manfaat Khiyar
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan jual beli, karena jual beli sudah merupakan kebutuhan kita yang tidak dapat kita tinggalkan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar kegiatan jual beli mendapatkan ridla Allah Swt dan membawa kemashlahatan, diperlukan khiyar atau memilih satu diantara dua. Karena dengan memilih akan membawa manfaat bagi kita, antara lain :
a.       Kedua belah pihak tidak saling dirugikan
b.      Menghindari salah pilih, sehingga tidak menyesal di kemudian hari.
c.       Menghindari perselisihan dan permusuhan sesama kita
d.      Menghindari kecurangan dan kebohongan jual beli
e.       Agar kedua belah pihak berlapang dada (ridha sama ridha)

C.      RIBA
1.     Pengertian Riba
Riba menurut bahasa berarti “Az Ziyadah” bertambah atau lebih. Sedangkan menurut istilah adalah aqad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu,, tidak diketahui sama atau tidak menurut syariat Islam. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa defini riba adalah pembayaran lebih dengan jalan tidak wajar.
2.     Hukum Riba
Riba hukumnya haram, hal ini sesuai dengan firman Allah Swt sebagai berikut :
¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$#
Artinya :         Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah : 275)
Ayat ini sangat tegas menyatakan bahwa  Allah mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli. Barang siapa yang berpendapat bahwa riba itu halal walaupun dalil apapun berarti mereka dengan sengaja memutar balikkan ayat Al-Qur’an, berarti sama dengan menentang Allah. Riba diharamkan, tidak hanya dalam syariat Islam saja, tetapi juga pada agama Samawi yang lain, karena riba dianggap membahayakan umat manusia. Firman Allah Swt :
šúïÏ%©!$# tbqè=à2ù'tƒ (#4qt/Ìh9$# Ÿw tbqãBqà)tƒ žwÎ) $yJx. ãPqà)tƒ Ï%©!$# çmäܬ6ytFtƒ ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºsŒ öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$#
Artinya :         Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.” (QS. Al Baqarah : 275)
Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa pemakan riba atau pemberi riba sama dengan orang gila yang kemasukan syetan, karena mereka sudah lupa daratan, tidak merasa sifat belas kasihan, bersikap seperti lintah darat, menghisap orang lain, memeras dan sebagainya. Sebaliknya si peminjam kadang-kadang seperti orang gila tidak tahu bagaimana membayarnya nanti, yang pada akhirnya menjual seluruh hartanya dan pada gilirannya menjadi miskin dan sengsara, oleh karena itu Allah sangat melarang terhadap perbuatan ribam dengan firmanNya.
bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? (#qçRsŒù'sù 5>öysÎ/ z`ÏiB «!$# ¾Ï&Î!qßuur
Artinya :         Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al Baqarah : 279)

3.     Macam-macam Riba
Riba ada empat macam, yaitu :
a.       Riba Fadli, yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis dengan tidak sama timbangannya atau takarannya dengan disyaratkan oleh orang yang menukarkan.
b.      Riba Qardhi, yaitu menghutangkan sesuatu dengan syarat ada tambahan keuntungan bagi orang yang menghutagkan
c.       Tiba Yad, yaitu berpisah dari tempat aqad sebelum serah terima dalam jual beli. Orang yang membeli suatu barang tersebut dari penjual, pembeli menjual barangn itu kepada orang lain.
d.      Riba Nasiah, yaitu tukar menukar barang, baik sejenis atau tidak sejenis, yang pembayarannya disyaratkan ada lebihnya dengan ditambhakna salah satu dari kedua barang itu. Contoh Aminah menukar kalungnya dengan kalung Saidah sebesar 15 gram dengan syarat Aminah melambaikan penyerahan kalung itu untuk tahun depan dengan kalung sebesar 18 gram.

4.     Sikap Muslim Terhadap Riba
Berdasarkan firman Allah dan Hadits Rasulullah Saw di atas, kita umat Islam wajib berusaha meninggalkan riba, karena tegas hukumnya haram dan bahkan Rasulullah Saw mengutuk dan melaknati pamakan riba.
Perlu dijelaskan bahwa apabila kita meminjamkan uang, kemudian si peminjam mengembalikan atau membayar hutang itu lebih dari pinjamannya atau kemauannya sendiri dengan ikhlas, tidak disyaratkan ketika aqad, maka kelebihan itu tidak termasuk riba dan tidak dinamakan riba, bahkan hukumnya sunnah. Dengan keterangan dan contoh-contoh yang diuraikan tadi, jelas bahwa riba itu menyulitkan orang lain. Oleh sebab itu, Islam sangat melarang memakan riba dan mencari nafkah dengan riba.
Bahaya Riba
1.      Riba menghilangkan sikap hidup tolong menolong antara sesama manusia
2.      Riba  dapat menimbulkan orang terjerat dalam hutang yang kian berat dan berkepanjangan, sehingga orang yang terkena riba hidupnya menderita.
3.      Riba merupakan racun dalam masyarakat yang dapat menimbulkan dan menambah kemiskinan serta penderitaan.
4.      Riba dapat menimbulkan rasa permusuhan dan perpecahan di dalam masyarakat. Sebagai muslim hendaknya membiasakan diri untuk menjauhkan riba.


UJI KOMPETENSI

A.     Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d sebagai jawaban yang benar!
1.      Penukaran barang dengan alat pemberian yang sah di suatu negara disebut ….
a.       Jual beli                                                    c. Promosi                 
b.      Iklan                                                          d. Tawar Menawar

2.      Penukaran barang dengan barang dalam perdagangan disebut ….
a.       jual beli                 b. iklan                        c. berter                      d. promosi

3.      Hukum jual beli adalah ….
a.       Haram                  b. Mubah                    c.Wajib                        d. Sunnah

4.      Menjual harta peninggalan orang tua, untuk melunasi hutang orang tua yang sudah meninggal dunia hukumnya ….
a.       Haram                  b. Mubah                    c. Wajib                       d. Sunnah

5.      Khiyar menurut bahasa artinya ….
a.       memilih                b. memiliki                  c. menjual                   d. memberi

6.      Khiyar dilakukan dalam rangka ….
a.       Kebaikan bersama dua belah pihak
b.      Menguntungkan satu pihak
c.       Menguntungkan pembeli
d.      Menguntungkan penjual

7.      Jual beli dinyatakan sah, jika kedua pihak berpisah setelh melakukan ….
a.       Khiyar                                                       c. Aqad                       
b.      Khiyar Syarat                                           d. Khiyar Majlis

8.      Pembeli memilih di antara meneruskan atau membatalkan, jual beli di tempat aqad disebut ….
a.       Penawaran                                               c. Jual Beli
b.      Khiyar Majlis                                            d. Khiyar ‘Aibi

9.      Menutup-nutupi barang yang cacar ketika berjualan, hukumnya ….
a.       Haram                  b. Halal                       c. Wajib                       d. Sunnah

10.  Riba menurut bahasa artinya
a.       tambah                 b. jual beli                   c. hutang                     d. tawaran

B.     Isilah titik-titik di bawah ini!
1.      Pembayaran lebih dari hutang piutang adalah ……..
2.      Hukum riba jelas haram, terdapat dalam al-Qur’an surat ………. Ayat ..
3.      Hukum riba adalah …………..
4.      Menjual buah-buahan yang masih di pohon hukumnya …………..
5.      Aqad artinya …………..

C.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Sebutkan syarat dan rukun jual beli!
2.      Sebutkan jual beli yang dilarang Islam!
3.      Ada berapakah khiyar dalam jual beli? Sebutkan !
4.      Mengapa harus ada khiyar dalam jual beli?
5.      Sebutkan macam-macam riba berikut contohnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT   ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL OLEH : IR...