Selasa, 18 Desember 2012

BAB HAJI


BAB I : H A J I

KERANGKA PEMBELAJARAN
KOMPETENSI DASAR
Mengetahui dan memahami ajaran Islam tentang Haji

INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR (IPHB)
Ø  Menjelaskan pengertian Haji
Ø  Menyebutkan kedudukan ibadah haji
Ø  Menyebutkan waktu pelaksanaan haji
Ø  Menyebutkan syarat wajib haji
Ø  Menyebutkan sunah-sunah ibadah haji
Ø  Melafalkan do’a-do’a ibadah haji dengan fasih
Ø  Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap komitmen terhadap ajaran Islam
Ø  Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap penjiwaan terhadap pentingnya ibadah haji

MATERI POKOK :
Ø  Menjelaskan pengertian Haji
Ø  Menyebutkan kedudukan ibadah haji
Ø  Menyebutkan waktu pelaksanaan haji
Ø  Menyebutkan syarat wajib haji

A.     Arti, Hukum, Waktu dan Syarat Wajib Haji
1.     Arti Ibadah Haji
Menurut bahasa, haji artinya menyengaja untuk mengunjungi sesuatu. Sedangkan menurut istilah (Syara), haji artinya sengaja megunjungi Ka’bah di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji dengan syarat-syarat tertentu.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji satu kali seumur hidup bagi orang Islam yang hajinya sah. Bagi anak yang belum baligh, ikut melaksanakan ibadah haji, maka hajinya sah. Amalnya dalam mengerjakan haji menjadi amalan sunah. Bila ia telah dewasa dan mampu ia diwajibkan untuk mengulang kembali menunaikan ibadah haji.
Perintah wajib menunaikan ibadah haji, tertera dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97 yang berbunyi :
¬!ur n?tã Ĩ$¨Z9$# kÏm ÏMøt7ø9$# Ç`tB tí$sÜtGó$# Ïmøs9Î) WxÎ6y 4
Artinya :   “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah

Haji wajib dikerjakan dengan segera bagi orang Islam yang telah cukup syarat dan mampu untuk menunaikan ibadah haji, tetapi tidak melakukannya, maka ia berdosa.
Nabi Muhammad Saw bersabda :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  تَعَجَّلُوْا اِلىَ الْحَجِّ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِيْ مَا يَعْرِضُ لَهُ (رواه أحمد)
Artinya : “Dari Ibnu Abbad ra, Nabi Saw bersabda : Hendaklah kami bersegera mengerjakan haji, sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari (mengetahui) sesuatu halangan yang akan merintanginya”. (HR. Ahmad)
Adapun dimulainya kewajiban haji ada yang menyatakan sejak tahun ke9 hijriah, ada juga yang menyatakan sejak tahun ke-6 hijriah.

2.     Hukum Melaksanakan Ibadah Haji 
Berdasarkan firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 97 menunjukkan bahwa hukum melaksanakan haji adalah wajib. Namun demikian, dalam keadaan tertentu hukum melaksanakan ibadah haji bisa menjadi sunnah, makruh bahkan haram. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut ini:
a.       Haji hukumnya wajib, untuk pertama kali dan telah mampu untuk menjalankannya. Demikian pula bila bernadzar (berjanji) untuk haji, maka wajib dilaksanakan.
b.      Haji hukumnya sunnah, apabila dapat mengerjakan haji untuk kedua kali dan seterusnya
c.       Hajinya hukumnya makruh, apabila sudah pergi haji sementara di sekelilingnya hidup serba kekurangan dan butuh bantuan untuk kelangsungan hidupnya, dia berangkat haji lagi, maka hukumnya makruh.
d.      Hajinya hukumnya haram, apabila ia pergi dengan maksud membuat kerusakan dan keonaran di tanah suci makkah.

3.     Waktu Melaksanakan Ibadah Haji
Waktu melaksanakan ibadah haji telah ditentukan secara (hukum Islam) yaitu bulan Syawal, Dzulqaidah dan Dzul Hijjah. Barang siapa yang berkunjung ke Ka’bah untuk beribadah haji bukan pada bulan-bulan tersebut, maka dinamakan ibadah Umroh.
Sabda Rasulullah Saw:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوْا فَقَالَ رَجَلٌ أَكُلُّ عَامٍ يَأ رَسُوْلَ اللهِ؟ فَسَكَتَ حَتىَّ قَالَهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ وَلَمَأ اسْتَطَعْتُمْ ضَرُوْنِيْ مَا تَرَكْتُمْ  (رواه مسلم و أحمد والنسائى)
Artinya :“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Saw bersabda: Wahai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadah haji, maka hendaklah kamu kerjakan. Seorang sahabat bertanya: Apakah setiap tahun ya Rasulullah! Nabi Saw dia tidak menjawab, dan bertanya mendesak sampai tiga kali. Kemudian Rasul menjawab: Kalau saya jawab : Ya! Sudah tentu menjadi wajib setiap wahun, sedang kamu tidak akan mampu mengerjakannya, biarkan saja apa yang saya tinggalkan”. (HR. Muslim, Ahmad dan Nasai)

4.     Syarat Wajib Haji
Orang Islam wajib mengerjakan ibadah haji apabila telah memenuhi 5 (lima) syarat sebagai berikut :
a.       Islam, tidak sah haji selain orang Islam
b.      Aqil (berakal), tidak wajib bagi orang gila atau dungu
c.       Baligh (dewasa), tidak wajib bagi anak-anak
d.      Merdeka, bukan hamba sahaya
e.       Istitha’ah (mampu), orang yang belum mampu/tidak mampu tidak diwajibkan menunaikan ibadah haji
Pengertian Istitha’ah (mampu) adalah :
a.       Mampu jasmani dan rohani
b.      Mampu segi dana, yaitu cukup untuk pulang pergi ke makkah dan untuk keluarga yang ditinggal.
c.       Ada kendaraan, baik milik sendiri atau menyewa.
d.      Aman dalam perjalanan
e.       Bagi wanita harus bersama dengan muhrimnya, atau bersama orang lain yang dipercaya

B.     Rukun Haji, Wajib Haji dan Perbedaannya
1.     Rukun Haji
Para ulama telah menetapkan bahwa Rukun Haji itu ada 6 (enam) yaitu:
a.       Ihram, berniat mulai mengerjakan haji, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ (رواه البخارى)
Artinya :“Sesungguhnya amal ibadah hanya sah dengan niat”. (HR. Al Bukhari)
b.      Wuquf (hadir) di padang Arafah. Waktunya mulai terhgelincir matahari (waktu Dzuhur) tanggal 9 Dzul Hijjah sampai terbuit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (bulan haji). Orang yang sedang mengerjakan haji, wajib berada di padang arafah pada waktu tersebut.
c.       Thawaf )berkeliling Ka’bah 7 kali). Thawaf rukun ini dinamakan Thawaf Ifadah.
d.      Sa’i (berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebelumnya 7 kali) Tahallul (mencukur/menggunting rambut, sedikitnya 3 (tiga) kali
e.       Tertib (maksudnya antara rukun yang satu dengan yang lainnya dikerjakan secara berurutan.

2.     Wajib Haji
Wajib Haji itu ada 6 (enam) yaitu:
a.       Ihram dari Miqat, artinya dari batas-batas tempat dan waktu tertentu.
b.      Mabit (bermalam) di Muzdalifah, waktunya setelah tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah.
c.       Melontar Jumratul Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar tiga jumroh yaitu (Ula, Wudtha, Aqobah) pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11,13,13 Dzulhijjah.
d.      Thawaf Wada (Thawaf Perpisahan) sewaktu akan meninggalkan kota makkah.
e.       Menjauhkan diri dari yang diharamkan/dilarang karena Ihram


3.     Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji
Perkataan rukun dan wajah biasanya berarti sama, namun di dalam ibadah haji mengandung arti yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
a.       Rukun Haji, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tertinggal maka ibaah hajinya tidak sah dan tidak bisa diganti dengan dam (denda)
b.      Wajib Haji, yaitu sesuatu yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, namun bila tertinggal dapat diganti dengan dam (denda) dan hajinya menjadi sah. Akibat ketinggalan rukun dan wajib haji.

Di atas telah diuraikan perbedaan antara rukun dan wajib haji yaitu bahwa antara rukun dan wajib di dalam ibadah haji, berbeda dengan rukun dan wajib dalam ibadah lainnya. Di dalam ibadah selain haji, rukun wajib mempunyai pengertian sama.
Kesimpulannya : “apabila ketinggalan rukun dan wajib haji adalah sebagai berikut :
1)       Apabila seorang jama’ah haji meninggalkan rukun, maka hajinya tidak sah dan harus diulangi kembali.
2)       Apabila seorang jama’ah haji meninggalkan wajib haji, maka hajinya tetap sah (tidak membatalkan haji) tetapi wajib membayar dam (denda)

4.     Sunnah-sunnah Haji
Hal-hal yang disunnahkan dalam ibadah haji itu sangat banyak, antara lain :
a.       Mendahulukan haji dari pada umroh, yaitu yang dinamakan haji ifrad
b.      Mandi untuk ihram, (sebelum memakai pakaian ihram)
c.       Berpakaian putih waktu ihram
d.      Shalat sunnah ihram dua rakaat
e.       Memperbanyak membaca Ta;biyah, dzikir, dan berdo’a. bagi laki-laki disunnahkan membaca Talbiyah dengan suara nyaring/keras.
f.        Thawaf Qudum, yaitu thawaf selamat datang ketika baru masuk kota makkah
g.       Berdo’a ketika wuquf, sa’i dan Thawaf
h.      Minum air zam-zam ketika selesai Thawaf
Adapun lafadz Talbiyah adalah :
لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَكَ شَرِيْكَ لَكَ
Artinya : “Aku menyambut panggilan Engkau ya Allah. Aku menyambut panggilan Engkau. Aku menyambut panggilan Engkau. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanya bagi Engkau juga sekalian kerajaan, tidak ada sekutu bagi Engkau”.




C.      Amalan Ibahah Haji
1.     Amalan-amalan Ibadah haji adalah :
Niat mengerjakan haji atau umrah dengan berpakaian serba putih dinamakan IHRAM itu sebagai berikut :
a.       Terlebih dahulu disunnahkan untuk mandi, memotong kuku, menyisir wangi-wangian dan berwudlu
b.      Berpakaian ihram. Bagi laki-laki pakaian iharam terdiri atas 2 helai kain, satu helai kain untuk diselempangkan di bagian atas dan satu helai kain berikutnya untuk dililitkan dibagian bahwa. Kedua helai kain tersebut tidak boleh dijahit. Sedangkan bagi wanita pakaian harus menutupi seluruh badan kecuali bagian muka (wajah) dan kedua telapak tangan.

2.     Miqat
Ihram harus dimulai dari miqatnya. Miqat artinya batas waktu dan batas tempat. Batas waktu dinamakan miqat zamani, sedangkan batas tempat dinamakan miqat makani. Miqat zamani untuk ihram yaitu dari awal bulan syawal sampai terbit fajar pada hari raya haji, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah sebelum waktu wukuf habis. Sedangkan miqat makani (batas tempat) untuk memulai berihram adalah sebagai berikut :
a.       Makkah, tempat ihram (miqat) orang-orang yang tinggal di Makkah.
b.      Dzul Khulaifah, miqat orang-orang yang datang dari arah madinah dan sekitarnya. Tempat itu sekarang terkenal dengan nama Bir Ali.
c.       Rabigh, miqat orang-orang yang datang dari arah Syiria dengan Negara tersebut. Sebelum rabigh adalah juhfah yang kini telah rusak.
d.      Yalamlam, miqat orang yang datang dari Yaman, India, Indonesia dan negara-negara yang sejajar dengan negara  tersebut.
e.       Qarnul manaazil, miqat orang yang datang dari Najdil Yaman, Najdil Hijra dan negara yang sejajar dengan negara tersebut.
f.        Dzaatu Irqin, miqat orang yang datang dari Irak, Iran dan negara yang sejajar dengan negara tersebut.
g.       Bagi penduduk yang berada di antara Makkah dan miqat tersebut, mereka ihram dari negeri masing-masing.

3.     Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran. Thawaf ini dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir disitu pula. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt:
.... (#qèù§q©Üuø9ur ÏMøŠt7ø9$$Î/ È,ŠÏFyèø9$# ÇËÒÈ  
Artinya :         “…. dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (QS. Al Hajj : 29)

Thawaf itu ada 6 (enam) macam, yaitu :
a.       Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dikerjakan jama’ah haji ketika baru tiba di Makkah (thawaf selamat datang)
b.      Thawaf Ifadzah, yaitu thawaf yang menjadi rukun haji
c.       Thawaf wada’, yaitu thawaf yang dilakukan jama’ah haji ketika akan meninggalkan tanah suci Makkah. Thawaf in termasuk wajib haji
d.      Thawaf Tahal, yaitu thawaf menghalalkan barang
e.       Thawaf Nadzar, yaitu thawaf dalam melaksanakan nadzar (janji). Hukumnya wajib dikerjakan.
f.        Thawaf sunnah, yaitu thawaf yang dikerjakan pada setiap ada kesempatan atau sembarang waktu.

Sebelum kita melaksanakan thawaf, ada tujuh macam syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1)     Menutup aurat
2)     Suci dari hadats kecil dan besar
3)     Niat mengerjakan thawaf
4)     Dimulai dari hajar aswad
5)     Ketika mengelilingi Ka’bah, Ka’bah ada disebelah kiri
6)     Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran.
7)     Dilaksanakan di dalam mesjid

Adapun cara melaksanakan thawaf adalah sebagai berikut :
1)     Berniat untuk mengerjakan thawaf
2)     Dimulai dari Hajar Aswad dengan membaca :
بِسْمِ اللهِ اَللهُ اَكْبَرُ
Kemudian menciumnya, bila tidak mampu cukup dengan isyarat
3)     Berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran sambil membaca do’a-do’a.
4)     Selesai thawaf berdo’a di Multazam, yaitu tempat yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.
5)     Setelah itu mengerjakan shalat sunnah dua rakaat di maqam Ibrahim dan Hijir Ismail
6)     Terakhit disunnahkan meminum air zam-zam.


4.     Sa’i
Sa’i ialah berlari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah sebanyak tujuh kali, sa’i dilakukan setelah shalat sunnah dua rakaat sesudah thawaf. Adapun syarat-syarat sa’i ialah :
a.       Dikerjakan setelah thawaf qudum (rukun)
b.      Mulai dari Shafa dan berkhir di Marwah
c.       Dikerjakan sebanyak tujuh kali
d.      Dilakukan di Mas’a (tempat sa’i)

Cara mengerjakan sa’i dengan urutan sebagai berikut :
1)     Niat sa’i haji atau umrah
2)     Dari Shafa menghadap Ka’bah danmembaca takbir tiga kali lalu membaca do’a
اَللهُ اَكْبَرُ 3×. لآَاِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لآَاِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدُهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Artinya :         “Allah Maha Besar (3x), tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, kepunyaan Allah segala kekuasaan dan punian. Dan Dia berkuasa atas segala sekutu. Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia telah menyempurnakan Janjinya. Dia telah menolong Hamba-Nya, Dia telah memuliakan tentara-Nya, dan Dia telah menghancurkan golongan musuh dengan sendiri-Nya.”
3)     Mulai melangkah dari Shafa menuju Marwah sambil terus membaca do’a.
4)     Berlari-lari kecil dai Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dari Marwah ke Shafa dihitung satu kali pula. Bagi orang lelaki disunnahkan berlari-lari kecil di antara dua pilar hijau. Bagi wanita tidak disunnahkan untuk berlari-lari kecil.
5)     Etelah selesai dikerjakan tujuh kali di Marwah, maka diteruskan dengan tahallul. Tahallul adalah menggunting rambut paling sedikit tiga (3) helai rambut.




5.     Wukuf di Padang Arafah
Wukuf artinya berhenti atau berdiam. Wukuf di Padang Arafah bagi jama’ah haji waktunya mulai tergelincir matahari (waktu dzuhur) tanggal 9 Dzulhijjah sampai waktu fajar (menjelang subuh) tanggal 10 Dzulhijjah.
Wukuf di Padang Arafah dilaksanakan 10 Dzulhijjah.
a.       Pada tanggal 8 Dzulhijjah, setelah shalat duzhur atau ashar, seluruh jama’ah haji bersiap-siap menuju Padang Arafah. Menjelang waktu maghrib jama’ah haji sampai dan menginap di Arafah menuju waktu wukuf.
b.      Pada waktu wukuf, hendaknya shalat dzuhur dan ashr dijama’ Qoshor (digabung dan riringkas) dan sebaiknya dikerjakan berjama’ah.
c.       Setelah selesai shalat hendaknya memperbanyak ibadah lain dan memperbanyak membaca istighfar, Al-Qur’an, dzikir, tahlil, tasbih, tahmid dan do’a
d.      Sesudah matahari terbenam (selesai wukuf) jama’ah haji manuju Muzdalifah untuk bermalam di sana.

6.     Bermalam di Muzdalifah
Bermalan di Muzdalifah termasuk wajib haji, wakaupun bermalam itu hanya sebentar, waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah (malam hari raya Idul Adha).
Kegiatan yang dilakukan di Muzdalifah selain mabit (bermalam) juga dilakukan mencari batu kerikil sebanyak 49 atau 70 butir. Batu tersebut akan digunakan di Mina untuk melempar jumrah.
Selama perjalanan menuju ke Muzdalifah disunnahkan memperbanyak membaca talbiyah, takbir, dzikir, tahlil dan tahmid.
Aapun bacaan talbiyah adalah sebagai berikut :
لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَكَ شَرِيْكَ لَكَ
Artinya :   “Aku menyambut panggilan Engkau ya Allah. Aku menyambut panggilan Engkau. Aku menyambut panggilan Engkau. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanya bagi Engkau juga sekalian kerajaan, tidak ada sekutu bagi Engkau”.

7.     Bermalam di Mina
Pada tanggal 10 Dzulhijjah jama’ah haji sampai di Mina, lalu wajib melontar jumrah Aqabah. Kemudian jama’ah haji bermalam di Mina pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Selama di Mina jama’ah haji diwajibkan untuk melontar tiga jumrah untuk tiap-tiap harinya. Dimulai dari jumrah ula, wustha dan diakhiri dengan jumrah Aqabah. Jama’ah haji yang tidak melontar sehari bisa menggantinya di hari lain asa masih dalam masa melontar (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah). Dan bagi yang berhalangan melontar hendaknya jama’ah haji boleh bermalam dua malam saja di Mina, yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijah. Hal ini disebut Nafar Awal atau jama’ah haji oleh bermalam 3 malam yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Hal ni disebut Nafar Tsani.
Adapun syarat-syarat melontar jumrah adalah sebagai berikut :
1.      Alat melontar batu kerikil, selain batu kerikil tidak sah
2.      Tujuh batu dilontarkan satu-persatu
3.      Melontar dengan tertib, dimulai dari jumrah pertama, kedua dan ketiga (Ula, Wustha dan Aqabah)
Adapun cara melontar jumrah adalah sebagai berikut :
1.      Melontar jumrah dimulai dari jumrah Ula, Wustha dan jumrah Aqabah
2.      Melontarnya dengan tangan kanan, dan tangan diangkat hingga ketiaknya kelihatan
3.      Batu dipegang dengan telunjuk dan ibu jari
4.      Setiap melontar, batu-batu kerikil itu harus mengenai jumrahnya
5.      Setiap melontar jumrah disertai membaca do’a :
بِسْمِ اللهِ اَللهُ اَكْبَرُ
Artinya : “Dengan nama Allah, Allah yang Maha Besar”
6.      Selesai merlontar jumrah aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah boleh menyembelih kurban bagi yang ingin berkurban, atau membayar dam (denda) bagi yang mempunyai kewajiban membayarnya.


D.     Pembayaran Dam
Dam dalam ibadah haji atau umrah diartikan denda dan disebut juga fidyah yang artinya tebusan, disebut juga kafarat yang artinya penghapusan dan juga disebut hadyu yang artinya pemberian.
Orang-orang yang melanggar larangan dalam ibadah haji atau umrah wajib membayar dam (denda) sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Dam (denda) dilihat dari sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Dam sebab melanggar larangan Ihram
b.      Dam sebab meninggalkan/tidak melaksanakan salah satu dari wajib haji.
Untuk lebih jelas lagi, perhatikan uraian berikut ini :


Dam sebab melanggar larangan Ihram
1.      Bersetubuh sebelum tahallul pertama, haji dan umrahnya batal dan harus diulang pada kesempatan yang lain dan membayar dam (denda), berupa :
a.       Menyembelih seekor unta di tanah suci (Makkah)
b.      Kalau tidak ada unta, maka dengan seekor lembu di tanah suci (Makkah)
c.       Kalau tidak ada lembu, diganti dengan menyembelih 7 ekor kambing
d.      Kalau tidak ada kambing, diganti dengan uang seharga seekor unta dan dibelikan makanan. Makanan itu disedekahkan kepaa fakir miskin di tanah haram (Makkah)
e.       Kalau tidak dapat makanan hendaklah puasa. Tiap-tiap ¼ gantang dari harga unta ia harus puasa satu hari dan tempatnya boleh dimana saja.

2.      Dam (denda) karena melakukan salah satu larangan berikut :
a.       Bercukur rambut
b.      Memotong kuku
c.       Memakai pakaiah berjahit
d.      Mekakai wangi-wangian
e.       Memakai minyak rambut
f.        Bersetubuh sebelum tahallul pertama. Maka dendanya berupa:
-       Menyembelih seekor kambing yang sah untuk qurban
-       Kalau tidak ada, diganti dengan berpuasa tiga hari
-       Kalau tidak mampu berpuasa, diganti dengan bersedekah makanan tiga gantang (9,3 liter) kepada enam orang fakir miskin.

3.      Dam (denda) karena membunuh binatang buruan di tanah suci kecuali ular, kalajengking, tikus dan lain-lain yang membahayakan. Adapn dendanya sebagai berikut :
a.       Menyembelih binatang serupa yang dibunuh
b.      Kalau tidak mampu, bersedekah makanan seharga binatang yang dibunuh.
c.       Kalau tidak mampu pula, diganti dengan berpuasa seharga binatang yang dibunuh. Tiap-tiap ¼ gantang ia harus berpuasa satu hari.

Dam sebab  meninggalkan / tidak  melaksanakan salah satu rukun dan wajib haji
1.      Dam (denda) karena tidak mengerjakan salah satu dari amalan di bawah ini :
a.       Tidak hadir di Padang Arafah
b.      Mengerjakan haji secara tamattu’ atau qiran
c.       Tidak ihram dari miqatnya
d.      Tidak bermalam di Muzdalifah dan Mina
e.       Tidak melontar jumrah
f.        Tidak melakukan thawaf wada’

Maka Dam atau dendanya adalah sebagai berikut :
a.       Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban dan berikan kepada fakir miskin
b.      Kalau tidak dapat, boleh menggantinya dengan berpuasa selama 10 hari, tiga hari dikerjakan pada waktu haji dan tujuh hari lagi dikerjakan setelah kembali ke tanah air.
2.      Dam (denda) kepada orang yang terhalang di jalan dan tidak dapat meneruskan haji dan umrah, sedangkan dia sudah berihram, adalah menyembelih seekor kambing di tempat ia terhalang kemudian bercukur rambut dengan niat tahallul.

E.      Cara Melaksanakan Haji
Ibadah haji itu dapat dilaksanakan dengan tiga macam cara, yaitu :
a.       Haji Tamattu’, yaitu mendahulukan atau mengerjakan umrah dari pada haji pada waktu musim haji. Caranya, mula-mula ihram untuk umrah dari miqat yang telah ditentukan dan diselesaikan semua ibadah berkenan dengan umrah. Kemudian melaksanakan ihram lagi untuk haji Makkah.
Adapun lafadz niat umah yaitu :
لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ عُمْرَةً
Artinya : “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah”.
لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ حَجًّا
Artinya : “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji”.

b.      Haji Ifrad, yaitu mengerjakan haji dahulu, klemudian mengerjakan umrah. Caranya, pertama mengerjakan ihram untuk haji miqatnya, setelah selesai semua ibadah yang berkenaan dengan haji barulah mengerjakan ihram untuk yang lebih baik Makkah hingga semua pekerjaan umrah selesai. Cara ini dianggap yang lebih baik dari yang lain. Dan cara ini tidak terkena dam.
c.       Haji Qiran, yaitu mengerjakan umrah dan haji bersamaan. Cara mengerjakan bersama-sama dengan urusan ibadah haji, karena dengan sendirinya urusan ibadah umrah telah masuk alam dalam ibadah haji, tetapi wajib membayar dam (denda) dengan menyembelih seekor kambing, lafadz niatnya adalah :
لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ حَجًّا وَعُمْرَةً
Artinya :         “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji dan berumrah”.

Barang siapa mengerjakan haji Tamattu’ dan haji Qiran maka ia diwajibkan untuk membayar dam.

F.      Urutan Pelaksanaan Haji
Etika melakukan ibadah haji hendaknya memperhatikan urutan pelaksanaannya, agar kita tidak salah mengerjakan amalan-amalan yang berkenaan dengan haji. Adapun urutan pelaksanaan haji dari wal hingga akhir adalah sebagai berikut :
1.      Berpakaian Ihram
a.       Pakaian ihram untuk laki-laki memakai dua helai kain putih yang tidak berjahit. Sehelai disarungkan dan yang satu lagi ntuk selimut penutup badan.
b.      Pakaian ihram untuk wanita, tetap sebagaimana biasa, hanya muka dan telapak tangan yang terbuka.
c.       Melaksanakan shalat sunat ihram dua rakaat
d.      Setelah shalat, sejak itulah masuk ihram dan mulai mengenakan larangan ihram. Mulailah dari miqatnya. 
2.      Melaksanakan ihram untuk haji paling lambat 9 Dzulhijjah pada miqat yang telah ditentukan. Biasanya jama’ah Indonesia melakukannya tatkala hendak menuju ke Arafah tanggal 8 Dzulhijjah.
3.      Kemudian menuju ke Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Dalam perjalanan Arafah disunnahkan memperbanyak bacaan Talbiyah. Wukuf dimulai dari tergelincinya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
4.      Setelah matahari terbenam segeralah menuju Muzdalifah dengan melakukan shalat maghrib dan isya dengan jama’ takhir akan dipergunakan untuk melontar jumrah di Mina
5.      lewat tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah meninggalkan Muzdalifah menuju ke Mina sebelum fajar tiba.
6.      pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah orang yang berhaji melontar jumrah aqabh, setelah selesai melontar dilanjutkan dengan tahallul pertama, bila keadaaan memungkinkan hari itu pula boleh menuju Makkah untuk mengerjakan thawaf ifadzah dan sa’i dengan ketentuan harus kembali ke Mina sebelum matahari tengelam. Dan jika thawaf dan sa’i di atas telah dikerjakan maka laksankanlah tahallul akbar.
7.      Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah melontar tiga jumrah (Ula, Qustha dan Aqabah) secara berurutan. Setelahh selesai melakukannya pada tanggal 12 Dzulhijjah boleh langsung ke Makkah ini yang dinamakan Nafar Awal.
8.      bagi jama’ah haji yang bermalan di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijjah diwajibkan melontar tiga jumrah pada pagi harinya. Setelah itu boleh langsung kembali ke Makkah, inilah yang dinamakan Nafar Tsani.
9.      Jama’ah haji yang tiba kembali di Makkah dan belum melakukan thawaf Ifadah dan Sa’i langsung mengerjakannya, setelah itu melakukan tahallul yang kedua. Dengan selesai melakukan kedua selesailah ibadah haji.

Sebelum kembali ke tanah air masing-masing, hendaknya melaksanakan thawaf Qada’, mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah Swt di Masjid Haram dan berziarah ke Madinah.

G.     Larangan Selama Melaksanakan Haji
Larangan-larangan utama selama melaksanakan ibadah haji adalah :
1.      Larangan bagi pria
a.       Memakai pakaian yang dijahit
b.      Memakai sepatu yang memenuhi mata kaki atau memakai kaos kai
c.       Menutup kepala
d.      Menjadi wali nikah
2.      Larangan bagi wanita
a.       Memakai tutup kepala
b.      Memakai sarung tangan
3.      Larangan bagi pria dan wanita
a.       Memakai wangi-wangian, baik di badan maupun pada pakaian, kecuali pakaian yang dipakai sebelum ihram.
b.      Mencukur atau memotong rambut dan bulu badan yang lain, memotong kuku dan meminyaki rambut.
c.       Berburu dan membunuh binatang yang halal dimakan dagingnya.
d.      Memotong atau mencabut pohon-pohon yang tumbuh di tanah haram.
e.       Menikah, menikahkan orang lain atau menjadi wali akad nikah
f.        Bersetubuh dan bercumbu rayu
g.       Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor.

H.    Pengertian Haji Ifrah, Tamattu dan Qiran
a.       Haji Ifrad, ialah mengerjakan haji lebih dahulu, kemudian mengerjakan umrah. Cara ini tidak terkena dam (denda)
b.      Haji Tamattu, ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, kemudian mengerjakan haji. Cara ini terkena dam (denda).
c.       Haji Qiran, ialah mengerjakan umrah dan haji bersamaan. Cara ini terkena dam (denda)


UJI KOMPETENSI

A.     Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d sebagai jawaban yang benar!
1.      Haji menurut bahasa artinya ….
a.       Pergi ke Makkah                                c. Sengaja mengunjungi sesuatu
b.      Ziarah ke Makam Nabi                     d. Melaksanakan perintah Allah

2.      وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً.
Ayat di atas menerangkan ….
a.       Kewajiban haji                                   c.  Kewajiban puasa
b.      Sunnah haji                                        d.  Perintah puasa

3.      Orang yang bernadzar haji, maka hukum melaksanakannya adalah ….
a.       Sunnah                                               c.  Makruh
b.      Wajib                                                  d.  Mubah

4.      Wukuf di Arafah tanggal ….…. Dzulhijjah
a.       8                            b. 9                              c.  10                           d. 11

5.      Rukun haji itu ada ….…. macam
a.       3                            b. 5                              c.  6                             d. 7

6.      Thawaf yang termasuk rukun haji disebut thawaf …..
a.       Wada                    b. Ifadah                     c.  Qudum                   d. Sunnah

7.      Thawaf baru datang di Makkah disebut thawaf …..
a.       Wada                    b. Ifadah                     c.  Qudum                   d. Sunnah

8.      Memotong rambut disebut …..
a.       Mabit                    b. Sa’i              c.  Tahallul                  d. Thawaf

9.      Berniat haji dengan berpakaian serba putih tak berjahit disebut …..
a.       Thawaf                 b. Haji             c.  Ihram                     d. Mabit

10.  Melontar jumrah Aqabah dilakukan pada tanggal …..
a.       9 Dzulhijjah                                        c.  11 Dzulhijjah
b.      10 Dzulhijjah                                     d.  12 Dzulhijjah



B.     Isilah titik-titik di bawah ini!
1.      Thawaf dimulai dari …… dan berakhir di …………
2.      Melontar tiga jumrah dilaksanakan di …………
3.      Mendahulukan umrah dari pada haji disebut …………
4.      Lafadz niat haji qiran ialah …………
5.      Berdiam diri di Padang Arafah disebut …………
6.      Dam artinya …………
7.      Mengerjakan Umrah dan Haji bersamaan, dinamakan haji …………
8.      Sa’i dimulai dari …………
9.      Meninggalkan Mabit di Muzdalifah damnya …………
10.  Thawaf Wada ialah …………

C.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Jelaskan perbedaan antara rukun haji dan wajib haji!
2.      Sebutkan empat syarat wajib haji?
3.      Sebutkan rukun haji?
4.      Sebutkan tiga cara mengerjakan haji?
5.      Tuliskan  lafadz talbiyah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT   ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL OLEH : IR...