Senin, 17 Desember 2012

Taharah



BAB I
DUA KALIMAT SYAHADAT

STANDAR KOMPETENSI
Memahami rukun Islam yang pertama (Syahadatain)

KOMPETENSI DASAR
1.      Melafalkan dua kalimah syahadat dengan fasih.
2.      Menjelaskan pengertian syahadat Tauhid.
3.      Menjelaskan pengertian syahadat Rasul.
4.      Dapat membedakan syahadat Tauhid  dan Syahadat  Rasul.
5.      Terbiasa membaca dua kalimat syahadat.


Seorang muslim harus senantiasa bertaqwa kepada  Allah SWT. Bertaqwa adalah menjalankan perintah-perintah Alla SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Berpegang teguh pada ajaran Allah SWT senantiasa akan membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Bertaqwa adalah menjalankan perintah-perintah
Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya
Diantara perintah-perintah Allah SWT kepada kaum muslimin adalah menjalankan rukun-rukun Islam. Setiap muslim hukumnya wajib menjalankan rukun-rukun Islam. Wajib maksudnya adalah mendapatkan pahala bagi yang melaksanakannya dan berdosa bagi yang tidak melaksanakannya.
Rukun Islam ada lima. Seorang muslim belum sempurna Islamnya jika tidak menunaikan kelima rukun Islam tersebut. Kelima rukun Islam tersebut adalah:
1.      Membaca dua kalimat syahadat;
2.      Mendirikan shalat;
3.      Membayar zakat;
4.      Mengerjakan puasa ramadhan;
5.      Menunaikan ibadah haji jika mampu.

      Dari kelima rukun Islam di atas,membaca dua kalimat syahadat merupakan hal yang paling penting. Ke-islaman seseorang sangat ditentukan dengan rukun Islam yang pertama ini. Dua kalaimat syahadat (syahadatain) adalah dua kalimat kesaksian dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Adapun lafadz dua kalimat syahadat adalah:
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلـهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
 dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”

Kalimat syahadat terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama adalah kalimat yang menyatakan kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimat syahadat ini disebut dengan Syahadat Tauhid. Orang yang mengucapkan kalimat syahadat tauhid berarti telah meyakini bahwa Tuhan yang berhak disembah hanya Allah SWT.
Kalimat kedua adalah kalimat yang menyatakan kesaksian bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Kalimat syahadat ini disebut dengan Syahadat Rasul. Orang yang telah mengucapkan kalimat syahadat rasul berarti telah yakin bahwa Nabi Muhammad adalah benar-benar Nabi sekaligus Rasul Allah yang terakhir dan meyakini bahwa tidak ada Nabi ataupun Rasul setelah Nabi Muhammad SAW.




UJI KOMPETENSI

A.   Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.      Rukun Islam berjumlah….
a.       Empat
b.      Lima
c.       Enam
d.      Tujuh
2.      Rukun Islam yang kedua adalah….
a.       Mendirikan shalat
b.      Berpuasa pada bulan ramadhan
c.       Membayar zakat
d.      Menunaikan ibadah haji jika mampu
3.      Apa yang dimaksud Syahadat Rasul….
a.       Bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak disembah
b.      Bersaksi bahwa jumlah Rasulullah sebanyak dua puluh lima
c.       Bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir
d.      Semua jawaban salah
4.      Syarat keislaman seseorang ditentukan dengan….
a.       Mengucapkan dzikir kepada Allah
b.      Mengucapkan dua kalimat syahadat
c.       Membaca ayat suci Al-Qur’an
d.      Semua jawaban salah
5.      Lafadz kalimat syahadat tauhid adalah
a.       Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
b.       Asyhadu an la ilaha illallah
c.       Asyhadu anna Muhammadar
d.      Semua jawaban salah


          


BAB II
THAHARAH

STANDAR KOMPETENSI
Memahami Konsep Thaharah

KOMPETENSI DASAR
v  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum thaharah
v  Menyebutkan ketentuan thaharah dalam Islam
v  Menyebutkan  tujuan dan hikmah thaharah
v  Mempraktekkan cara bersuci

A.   Pengertian Thaharah
Menurut bahasa, Thaharah artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut syara’  artinya menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadats  dan najis.
Thaharah (bersuci)ada dua macam yaitu bersuci dari hadats dan bersuci dari najis. Bersuci dari hadats yaitu dengan wudhu’, mandi, dan tayammum.sedangkan bersuci dari najis atau istinja’ yatu dengan membersihkan najis dari badan, pakaian, dan tempat.
Hadats dibagi dua, yaitu; hadats besar dan hadats kecil. Menghilangkan hadats kecil dengan cara berwudhu’ ataupun bertayammum, sedangkan menghilangkan hadats besar dengan cara mandi besar ataupun tayammum sebagai pengganti mandi.

B.   Macam-macam Air
1.    Air Suci dan menyucikan (Air Mutlak)
Air suci menyucikan adalah air yang turun dari langit ataupun bersumber dari bumi dan belum berubah sebagian sifat-sifatnya dengan sesuatu yang merubah kesuciannya. Air mutlak yaitu air hujan, air laut, air sungai, air es, dan air embun.
     
2.    Air Suci Yang Tidak Menyucikan
Air suci yang tidak menyucikan ada tiga macam,yaitu:
a.       Air suci dan tercampur dengan sesuatu yang suci seperti gula ataupun madu          
dan lain sebagainya.
b.      Air musta’mal yang sedikit (yaitu kurang dari dua qullah/ +- 60 cm3) yang telah dipakai untuk menghilangkan hadats ataupun najis.
c.       Air yang keluar dari tumbuhan seperti dari buah kelapa dan sebagainya.

3.    Air Najis
Air najis dibagi menjadi dua bagian :
a.       Air baik sedikit ataupun banyak yang tertimpa najis sehingga berubah salah satu dari sifatnya, baik bau, rasa, ataupun warnanya
b.      Air sedikit yaitu yang kurang dari dua qulah dan tertimpa najis walaupun tidak berubahsalah satu sifatnya, baik bau, rasa, ataupun warnanya
   
C.    Macam-macam Najis dan Cara Menyucikannya
1.    Najis Mugholadloh
Najis Mugholadloh yaitu najis yang berat, yakni najis dari najis anjing dan babi beserta keturunannya. Cara menyucikannya adalah dengan cara menghilangkan wujud benda najisnya terlebih dahulu, kemudian dicuci hingga bersih dengan air sebanyak 7 (tujuh) kali. Satu kali diantaranya dicuci dengan air yang dicampur tanah.
2.    Najis Mukhafafah
Najis Mukhafafah (ringan) adalah najis air kencing anak laki-laki yang belum berumur 2 (dua) tahun dan hanya meminum air susu ibunya. Cara menyucikannya adalah dengan cara memercikan air sampai hilang dzatnya, baud an warnanya.
3.    Najis Mutawasitoh
Najis Mutawasitoh (pertengahan) adalah najis yang selain anjing, babi, dan anak laki-laki yang belum berumur 2 (dua) tahun. Najis Mutawasitoh terdiri dari : darah, arak, air kencing, kotoran manusia dan hewan, madzi, wadi, muntah, bangkai binatang selain ikan dan belalang, bagian binatang yang terlepas ketika binatangnya hidup kecuali bulunya. Najis Mutawasitoh dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Najis Hukmiyah, yaitu najis yang tidak ada bentuk, bau, rasa ataupun warnanya seperti bekas air kencing yang sudah kering yang tidak nampak, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara menyucikan najis ini adalah dengan mengalirkan (menyiram) air secara merata di atas benda yang kenaa najis.
b.      Najis ‘Ainiyah, yaitu najis yang mempunyai atau masih ada bentuk, warna, rasa ataupun baunya seperti darh, arak, air kencing, kotoran manusia dan hewan, madzi, wadi, muntah, bagian binatang yang terlepas ketika binatangnya hidup kecuali bulunya, bangkai selain ikan dan belalang. Cara menyucikan najis ini adalah dengan membasuhnya semaksimal mungkin sampai hilang bentuk, rasa, bau ataupun warnanya. Bila terpaksa karena sulit menghilangkan sifat-sifat najis, maka tersisanya salah satu sifat najisnya dianggap dimaafkan.

Cara menyucikan kulit binatang adalah dengan disamak. Namun tidak berlaku bagi kulit babi dan anjing atau binatang yang lahir dari perkawinan keduanya atau salah satu darinya kawin dengan binatang lain dan melahirkan anak.

D.   Istinja’
1.    Pengertian Istinja’
Istinja’ aalah menghilangkan atau membersihkan apapun yang mengotori tempat keluarnya kotoran (najis) ketika kencing atau buang air besa dengan menggunakan air, batu atau sejenisnya.
Cara beristinja’ adalah menyiramkan air pada alat kemaluan atau anus sampai bersih sehingga tidak ada lagi naji yang tertinggal. Selainair, beristinja’ juga bisa menggunakan batu. Biasanya batu digunakan untuk bersuci ketika tidak menemukan air. Dalam Islam, membersihkan najis dengan batu disebut dengan Ijtimar.
Adapun benda-benda yang bisa menjadi pengganti batu adalah benda-benda padat, suci dan tidak benda mulia seperti kayu, kertas tisu dan lain-lain.

2.    Syarat Istinja’ dengan Memakai Batu
a)     Najisnya kering dan tidak berpindah-pindah
b)    Tidak bercampur dengan najis lain
c)     Najisnya tidak melampuai batas tempat keluarnya kotoran
d)    Batu atau benda lain yang dipakai beristinja’ kering dan bisa menyerap najis

3.    Sunnah-sunnah Istinja’
a)     Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar
b)    Diharapkan ketika masuk berdo’a :
بِسْمِ اللهِ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Artinya :
“Dengan nama Allah, aku berlindung kepada Allah
dari semua setan laki-laki maupun perempuan
ketika keluar berdo’a :
اَلْحَمْدث ِللهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّيَ اْلأَذَى وَعَافَانِيْ
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dari saya
segala yang tidak aik dan mengampuni”
c)     Sebaiknya jauh dari pandangan mata orang, sehingga tak terlihat oleh siapapun, tak terdengar ketika sedang membuang air besar ataupun kencing, dan tidak tercium baunya oleh orang lain.
d)    Sebaiknya dalam beristinja’ menggunakan tangan kiri dan selalu dicuci sebelum dan sesudahnya.

4.    Hal-hal Yang  Dimakruhkan Dalam Beristinja’
a)     Menghadap kiblat atau membelakanginya
b)    Membelakangi arah angina
c)     Berbincang-bincang ketika buang air
d)    Melayangkan pandangan ke langit
e)     Buang air di tempat teduh atau tempat-tempat yang biasanya dipergunakan oleh orang-orang untuk berkumpul.

E.    Tujuan dan Hikmah Thaharah
 Tujuan thaharah diantaranya mensucikan diri dari hadats kecil maupun hadats besar. Sedangkan hikmah thaharah adalah :
1.      Sebagaimana diketahui bersama bahwa benda-benda najis baik di dalam maupun luar tubuh manusia adalah benda-benda kotor yang mudharat bagi kesehatan tubuh manusia. Oleh Karena itu, melalui bersuci berarti telah melakukan usaha untuk menjaga kesehatan.
2.      Kebersihan dan kesehatan jasmani yang dicapai melalui bersuci akan menambah kepercayaan diri sendiri. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu mengutamakan kesehatan dan kebersihan.
3.      syari’at bersuci berisi ketentuan-ketentuan dan adab. Apabila dilaksanakan dengan penuh kesadaran kedisiplinan akan menumbuhkan kebiasaan yang baik. Ketentuan dan adab dalam Islam berbentuk ajaran yang mempertinggi harkat dan martabat manusia.
4.      Sebagai hamba Allah Swt yang harus mengabdi kepada-Nya dalam bentuk ibadah maka bersuci merupakan salah satu syarat sahnya ibadah sehingga menunjukkan pembuktian awal ketundukkan kepada Allah Swt.


UJI KOMPETENSI

A.   Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.      Membersihkann najis dengan air disebut ….
a.       Istinja’                                          c. Istirja’
b.      Ijtimar                                          d. Istinbath
2.      Yang dimaksud dengan suci adalah ….
a.       Bersih dari najis             c. Jawaban a dan b benar
b.      Bersih dari hadats                     d. Semua jawaban salah
3.      Berikut ini termasuk benda-benda najis, kecuali ….
a.       Kotoran manusia
b.      Seluruh anggota tubuh babi
c.       Seluruh anggota tubuh anjing
d.      Tanah yang terkena naji
4.      Cara menghilangkan hadats kecil dengan ….
a.       Mandi                                          c. Tidur
b.      Wudlu                                          d. Kumur
5.      Berikut  ini  hal-hal  yang dimakruhkan ketika beristinja’, kecuali …..
a.       Berbincang-bincang
b.      Menghadap kiblat
c.       Membelakangi arah angina
d.      Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan kaki kanan ketika keluar

B.   Soal Praktek
1.      Guru memberikan contoh-contoh air, sedangkan siswa diminta untuk membedakan mana yang termasuk air suci menyucikan, suci tidak menyucikan dan air najis.
2.      Setiap siswa dengan didampingi seorang guru mempraktekkan cara menyucikan barang atau benda yang terkena najis dan siswa-siswa yang lain memperhatikan sebelum tiba giliran untuk praktek menyucikan benda yang terkena najis.
3.      Setiap siswa dengan didampingi oleh seorang guru mempraktekkan cara bersuci yang baik, kemudian setelah itu siswa-siswa yang lain juga ikut mempraktekkan cara bersuci.



BAB III
BERWUDLU

STANDAR KOMPETENSI
Memahami tata cara berwudlu

KOMPETENSI DASAR
v  Menjelaskan pengertian dan dasar hukum wudlu
v  Menyebutkan ketentuan berwudlu
v  Menyebutkan  tujuan dan hikmah wudlu
v  Mempraktekkan cara berwudlu dengan benar.

A.   Pengertian dan Dasar Hukum Wudlu
Menurut bahasa wudlu artinya bersih dan indah. Sedangkan menurut istilah wudlu adalah menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu, yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadats kecil. Hadats kecil adalah kondisi seseorang setelah buang air (kencing), buang air besar, maupun buang angina (kentut).
Wudlu merupakan salah satu syarat sahny shalat. Bagi orang yang akanmengerjakan shalat diwajibkan berwudlu terlebih dahulu, tanpa berwudlu shalatnya tidak sah.
Kewajiban wudlu ditetapkan dalam QS. Al-Maidah ayat 6 : 
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ÷ƒr&ur n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/ öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4 bÎ)ur öNçGZä. $Y6ãZã_ (#r㍣g©Û$$sù 4 bÎ)ur NçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!%y` Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3ƒÏ÷ƒr&ur çm÷YÏiB 4 $tB ߃̍ムª!$# Ÿ@yèôfuŠÏ9 Nà6øn=tæ ô`ÏiB 8ltym `Å3»s9ur ߃̍ムöNä.tÎdgsÜãŠÏ9 §NÏGãŠÏ9ur ¼çmtGyJ÷èÏR öNä3øn=tæ öNà6¯=yès9 šcrãä3ô±n@ ÇÏÈ  
Artinya :   “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Maidah : 6)

Wudlu merupakan syarat yang diharuskan ketika hendak menjalankah shalat. Wudlu tidak hanya berfungsi menghilangkan hadats kecil, akan tetapi menjadi sarana mengoreksi diri dan bertaubat kepada Allah. Ketika membasuh hidung, berkumur, membasuh wajah, membasuh tangan, kepala, elinga, kaki dan lain sebagainya diharapkan bukan hanya ritual yang bersifat jasadi, akan tetapi juga bersifat ruhani.

B.   Syarat-syarat Wudlu
Syarat-syarat wudlu ada 5 (lima), yaitu :
a.       Muslim yaitu seorang yang berwudlu haruslah seorang muslim
b.      Mumayyiz, yaitu seorang yang berwudlu sudah bisa membedakan antara pekerjaan yang baik dan buruk (baligh).
c.       Tidak mempunyai hadats besar.
d.      tidak ada anggota tubuh yang diwajibkan diwudlui terhalang oleh benda yang dapat menghalangi atau mencegah sampainya air ke kulit, misalnya : lilin, cat, getah, memakai perban dan sebagainya.
e.       menggunakan air yang suci dan menyucikan.
     
C.    Rukun/Fardlu Wudlu
Rukun wudlu ialah sesuatu perbuatan yang apabila ditinggalkan menyebabkan wudlu menjadi tidak sah.
Adapun rukun wudlu ada 6 (enam), yaitu :
a.       Niat menghilangkan hadats kecil ketika basuhan pertama dari wajah
b.      Membasuh bagian muka (wajah)
c.       Membasuh kedua tangan dari ujung jari hingga siku
d.      Mengusap sebagian kepala
e.       Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
f.        Tertib

D.   Sunnah Wudlu
Sunnah wudlu adalah perbuatan yang jika dilakukan bisa mendatangkan pahala dan jika ditinggalkan tidak menyebabkan batalnya wudlu.
Sunat-sunat wudlu ada adalah :
  1. Membaca ta’awwuz diteruskan membaca basmalah
  2. Melafalkan niat seperti
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلأَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالىٰ
Artinya :    “Saya niat berwudlu untuk menghilangkan hadats kecil sebagai perbuatan fardlu karena Allah Ta’ala
  1. Membasuh kedua telapak tangan
  2. Setiap gerakan diulang sebanyak tiga kali
  3. Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan
  4. Berkumur-kumur
  5. Menghisap air ke dalam hidung kemudian menyemburkannya keluar.
  6. Membasuh kedua telinga
  7. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki
  8. Membaca do’a setelah berwudlu dengan menghadap kiblat
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمَتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci dan jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang shalih.”

E.    Hal-Hal Yang Membatalkan Wudlu
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan wudlu, yaitu :
1.      Ada yang keluar dari salah satu lubang qubul atau dubur, seperti kencing, buang air besar maupun kentut
2.      Hilangnya akal baik karena gila, mabuk,pingsan, karena tidur atau lainnya.
3.      Memegang alat kelamin bangsa keturunan Adam atau lingkaran dubur dengan telapak tangan bagian dalam
4.      Bertemu dua kulit lawan jenis tanpa adanya penghalang.

F.    Hal-Hal Yang Dimakruhkan Dalam Wudlu
Hal-hal yang dimakruhkan dalam berwudlu diantaranya :
1.      Boros dalam memakai air
2.      Melakukan sunat maupun rukun wudlu lebih dari tiga kali
3.      Membasahi seluruh tubuh

G.   Hukum Wudlu
A.      Wudlu menjadi wajib jika :
-          Untuk shalat, baik shalat fardlu maupun sunnah
-          Thawaf di Ka’bah
-          Menyentuh mushaf.
B.      Wudlu menjadi sunnah:
-          Ketika dzikrullah
-          Ketika hendak tidur
-          Bagi orang junub yang hendak makan, minum atau tidur
-          Ketika memulai mandi
-          Disunnahkan pula memperbaharui wudlu setiap shalat



H.   Tujuan dan Hikmah Wudlu
Tujuan dari wudlu adalah untuk menghilangkan hadats yang ada di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi bersih. Adapun hikmah dari wudlu antara lain yaitu :
1.      Sebagai penghapus dosa kecil & pengangkat derajat
2.      Tanda pengikut Nabi Muhammad Saw
3.      Sebagaian dari iaman
4.      Sebagai jalan menuju surga
5.      Pelapas ikatan setan
6.      Memerdekakan diri kapada Allah

I.     Tata Cara Berwudlu
Adapun tata carawudlu sebagai berikut :
1.      Pertama kali, berniatlah untuk berwudlu dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Ambillah air wudlu dengan tangan kanan
2.      Basuhlah wajah anda dengan air tersebut dimulai dari tempat tumbuhnya rambut di dahi hingga ujung janggut. Membasuh wajah disyaratkan dari atas ke bawah
3.      Lalu ambillah ari untuk kedua kalinya dengan tangan kiri dan basuhlah tangan kanan dimulai dari siku-siku hingga ujung jari-jari. Membasuh tangan kanan disyaratkan dati atas ke bawah.
4.      Lalu ambillah air untuk ketiga kalinya dengan tangan kanan dan basuhlah tangan kiri dari siku-siku hingga ujung jari-jari. Membasuh tangan kiri juga disyaratkan dari atas ke bawah.
5.      Kemudian usaplah kepala bagian atas kea rah depan engan tangan kanan dan menggunakan sisa air yang tersisa di tangan. Anda tidak diperkenankan mengambil air baru untuk mengusap kepala
6.      Setelah itu, usaplah kaki kanan anda dngan sisa air yang ada di tangan kanan dari ujung jari kaki hingga pergelangan kaki. Anda tidak diperkenankan mengambil air baru untuk mengusap kaki kanan.
7.      Selanjutnya, usaplah kaki kiri anda dengan sisa air yang ada di tangan kiri dari ujung jari kaki hingga pergelangan kaki. Anda tidak diperkenankan mengambil air baru untuk mengusap kaki kiri. Dengan demikian anda telah selesai berwudlu. 



UJI KOMPETENSI

A.   Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.      Jumlah rukun wudlu ada ….
a.       empat                                          c. enam
b.      lima                                              d. tujuh
2.      Membasuh kedua telapak tangan termasuk ….
a.       Sunnah wudlu                            c. Syarat sah wudlu
b.      Rukun wudlu                              d. Syarat wajib wudlu
3.      Wudlu bertujuan untuk menghilangkan hadtas ….
a.       Besar                                           c. Sedang
b.      Kecil                                             d. Biasa
4.      Membasuh kedua telinga termasuk ….
a.       Sunnah wudlu                            c. Syarat sah wudlu
b.      Rukun wudlu                              d. Syarat wajib wudlu
5.      Menggunakan air yang suci dan mensucikan termasuk …..
a.       Sunnah wudlu                            c. Syarat sah wudlu
b.      Rukun wudlu                              d. Syarat wajib wudlu

B.   Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!
No
Pernyataan
S
TS
1
Agar wudlu kita sah, kita harus menghafal niat berwdulu secara lengkap


2.
Kita boleh berwudlu di dalam kamar mandi setelah buang air kecil


3.
Hanya untuk menghilangkan hadats akibat kencing dan buang air besar


4
Wudlu kita menjadi batal jika kulit kita bersentuhan dengan baju teman kita yang lawan jenis


5
Kita sebaiknya berwudlu engan mengusap setiap anggota wudlu sebanyak tiga kali


Keterangan :
S             : Setuju
TS          : Tidak Setuju
C.    Soal Praktek
Setelah siswa dengan didampingi oleh seorang guru mempraktekkan wudlu dan siswa-siswa yang lain memperhatikan sebelum tiba giliran untuk praktek wudlu


BAB IV
BERWUDLU

STANDAR KOMPETENSI
Memahami tata cara adzan dan iqamah

KOMPETENSI DASAR
v  Melafalkan bacaan adzan dan iqamah dengan baik
v  Menyebutkan pengertian dan dasar hukum adzan
v  Menjelaskan ketentuan adzan dan iqamah
v  Mempraktekkan adzan dan iqamah


A.   Pengertian Adzan dan Iqamah
Menurut bahasa adzan artinya al-i’lam atau pemberitahuan. Sedangkan menurut syara’, adzan adalah pemberitahuan bahwa waktu untuk melaksanakan shalat fardlu telah tiba, dengan menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Orang yang mengumandangkan adzan disebut muadzin atau bilal.
Menurut bahasa iqamah artinya “mendirikan”. Sedangkan menurut syariat, iqamah artinya seruan bahwa shalat segera didirikan (dikerjakan) dengan menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Iqamah dilakukan setelah adzan.
Hokum mengumandangkan adzan dan iqamah dalah shalat fardlu adalah sunnah muakkad, baik shalat dengan berjamaah maupun shalat sendirian (munfarid). Sedangkan untuk shalat sunat tidak disunatkan untuk mengumandangkan adzan dan iqamah.

B.   Syarat-syarat Wudlu
Lafadz-lafadz adzan sebagai berikut :
اَللهُ اَكْبـَرُ اَللهُ اَكْبـَرُ 2 ×
Allah Maha Besar 2 X
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ 2 ×
Allah bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah 2 X
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ 2 ×
Allah bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah 2 X
حَيَّ عَلىَ الصَّلاَةِ 2 ×
Mari tunaikan shalat 2 X
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَحِ 2 ×
Mari menuju kebahagiaan 2 X
اَللهُ اَكْبـَرُ اَللهُ اَكْبـَرُ 1 ×
Allah Maha Besar 1 X
لاَ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ 1 ×
Tidak ada Tuhan selain Allah 1 X

Pada adzan subuh, setelah mengucapkan kalimat Hayya ‘Alal Falah, mengucapkan lafadz :
اَلصَّلاَةُ خَيْـرٌ مِنَ النَّوْمِ 1 ×
Shalat itu lebih baik dari pada tidur 1 X
Disamping disunnahkan mengumandangkan adzan, disunnahkan juga untuk mengumandangkan iqamah sebelum mendirikan shalat.
Adapun lafadz iqamah sebagai berikut :
اَللهُ اَكْبـَرُ اَللهُ اَكْبـَرُ
Allah Maha Besar
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ
Allah bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Allah bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
حَيَّ عَلىَ الصَّلاَةِ
Mari tunaikan shalat
حَيَّ عَلىَ الْفَلاَحِ
Mari menuju kebahagiaan
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ 2×
Shalat sudah sampai ditunaikan
اَللهُ اَكْبـَرُ اَللهُ اَكْبـَرُ
Allah Maha Besar
لاَ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ
C.    Sunat Menjawab Adzan dan Iqamah
Pada saat adzan dikumandangkan, bagi orang yang mendengarkan disunatkan menjawab adzan tersebut. Cara menjawabnya adalah dengan mengulang setiap kalimat adzan, kecuali pada saat muadzin mengucapkan kalimat
حَيَّ عَلىَ الصَّلاَةِ dan  حَيَّ عَلىَ الْفَلاَحِ   maka jawabannya adalah :
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Pada saat adzan subuh ketika muadzin mengucapkan lafadz
اَلصَّلاَةُ خَيْـرٌ مِنَ النَّوْمِ
Orang yang mendengarkannya disunatkan menjawab dengan kalimat :
صَدَقْتَ وَبَـرَرْتَ وَاَنَا عَلَى ذٰلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
“Engkau telah berkata benar dan berbuat kebaikan.
Dan aku termasuk orang yang bersaksi atas hal tersebut”
Ketika iqamah dikumandangkan orang yang mendengarkan juga disunahkan untuk menjawabnya. Namun jawaban iqamah tidak pada semua kalimat, melainkan hanya pada kalimat :
قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
saja dengan mengucapkan lafadz :
اَقَامَهَا اللهُ وَاَدَامَهَا وَجَعَلَنِيْ مِنْ صَالِحِىْ اَهْلِهَا
“Semoga Allah senantiasa menegakkan dan
melanggengkan shalat selama langit dan bumi masih ada”
D.   Syarat Muadzin
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak menjadi muadzin, yaitu :
1.      Beragama Islam
2.      Laki-laki
3.      Tamyiz, yaitu sudah berakal

Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika akan mengumandangkan adzan, yaitu :
1.      Orang yang mempunyai hadats kecil dan besar hukumnya makruh menjadi muadzin
2.      Adzan dan iqamah dilakukan dengan berdiri dan menghadap kiblat
3.      Pada saat adzan disunnahkan mengeraskan suara supaya terdengar jauh
4.      Adzan dan iqamah dilakukan setelah masuk waktu shalat
5.      Kalimat adzan dan iqamah harus sambung menyambung dan tidak boleh diselingi kalimat-kalimat lain
6.      Kalimat adzan dan iqamah diucapkan sesuai urutan yang telah ditentukan oleh syariat.
7.      Kaum wanita tidak disunatkan mengumandangkan adzan.

E.    Do’a Sesudah Adzan
Setelah adzan dikumandangkan, orang yang mendengarkan disunatkan membaca do’a sesudah adzan. Do’a sesudah adzan sebagai berikut :
اللّٰهُمَ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ وَالصَّلاَةِ اْلقَآئِمَةِ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادِ
“Ya Allah, Tuhan yang mempunyai panggilan yang sempurna dan yang memiliki shalat yang tegak ini. Berikanlah kepada tuan kami Muhammad kedudukan yang tinggi, keistimewaan, kehormatan serta derajat yang tinggi dan mulia. Berikanlah dia tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.”


UJI KOMPETENSI

A.   Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.      Yang dimaksud dengan muadzin ialah ….
a.       Orang yang melakukan adzan
b.      Orang yang berwudlu
c.       Orang yang shalat
d.      Orang yang bertayamum
2.      Qad qaamatish-shalah adalah bacaan yang terdapat dalam ….
a.       Adzan                                          c. Iqamah
b.      Do’a                                             d. Shalat
3.      Orang yang mendengarkan adzan disunnahkan untuk ….
a.       Melihat                                        c. Mengingat
b.      Menjawab                                   d. Mendo’akan
4.      Bacaan adzan yang terakhir adalah ….
a.       Allahu akbar
b.      Hayya ‘alashshalah
c.       La ilaaha illallah
d.      bismillaahirrahmaanirrahiim
5.      Iqamah merupakan pertanda shalat segera …..
a.       Bubar                                          c. Berhenti
b.      Mulai                                            d. Berakhir

B.   Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!
No
Pernyataan
S
TS
1
Apabila kita mendengarkan adzan ketika sedang bermain, kita tetap boleh meneruskan permainan kita


2.
Kalau teman kita sudah menjawab adzan, kita boleh tidak perlu ikut menjawabnya


3.
Kita hendaknya segera mengisi shaf shalat ketika mendengar kumandang adzan


4
Sebaiknya kita mengumandangkan iqamah terlebih dahulu sebelum adzan


5
Adzan harus dikumandangkan oleh orang yang bersuara merdu


Keterangan :
S             : Setuju
TS          : Tidak Setuju


BAB V
BACAAN-BACAAN SHALAT

STANDAR KOMPETENSI
Memahami bacaan-bacaan shalat

KOMPETENSI DASAR
v  Menghafal bacaan-bacaan shalat
v  Menghafal dan memahami arti setiap bacaan shalat


A.   Pelaksanaan Shalat Fardlu
Shalat fardlu ima waktu adalah rukun Islam yang kedua. Shalat fardlu hukumnya wajib dilaksanakan oleh setiap muslim alam keadaan bagaimanapun. Sehari semalam kaum muslim wajib mengerjakan shalat fardlu 5 (lima) kali, yaitu subuh 2 rakaat, zhuhur 4 rakaat, ashar 4 rakaat, maghrib 3 rakaat dan isya 4 rakaat. Jadi, jika dijumlahkan dalam sehari semalam jumlah rakaat shalat fardlu sebanyak 17 rakaat.

B.   Tata Cara Shalat Fardlu
  1. Membaca Niat
Menurut bahasa niat artinya sama dengan “al-qashdu” (menyengaja/maksud), “al-aziimah” (keinginan/tekad), “al-iradah” (kehendak), dan “al-himmah” (keinginan kuat). Sedangkan ,menurut syaraa, niat adalah adalah menyegaja sesuatu yang dibarengi dengan pekerjaannya. Lafadz niat shalat lima waktu adalah sebagai berikut :
a.       Niat shalat subuh
أُصَلِّى فَرْضَ الصُبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat fardlu subuh dua rakaat sambil menghadap kiblat secara tunai karena Allah Ta’ala”



b.      Niat shalat Dzuhur
أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat fardlu dzuhur empat rakaat sambil menghadap kiblat secara tunai karena Allah Ta’ala”

c.       Niat shalat Ashar
أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat fardlu ashar empat rakaat sambil menghadap kiblat secara tunai karena Allah Ta’ala”

d.      Niat shalat Maghrib
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat fardlu maghrib empat rakaat sambil menghadap kiblat secara tunai karena Allah Ta’ala”

e.       Niat shalat Isya
أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat shalat fardlu isya  empat rakaat sambil menghadap kiblat secara tunai karena Allah Ta’ala”

Lafal niat tersebut diucapkan ketika akan menunaikan shalat sendirian (munfarid). Namun ketika akan menunaikan shalat berjama’ah, hendaknya menambahi setelah kada ada-an dengan kata makmukan apabila menjadi makmum dan apabila menjadi imama maka menambahi setelah kata ada-an dengan kata imaman.



  1. Membaca Takbiratul Ihram
Pada saat takbiratul ihram yaitu gerakan mengangkat kedua tangan sampai ke telinga disertai dengan membaca lafal :
اَللهُ اَكْبَـرُ        “Allah Maha Besar”

  1. Membaca Do’a Iftitah
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً. إِنِّيْ وَجَّـهْتُ وَجْـهِيَ  ِللَّذِيْ فَطَرَ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا وَّمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ  لَـهُ  وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنـَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore.  Sesungguhnya aku menghadapkan mukaku, kepada dzat yang menciptakan semua langit dan bumi. Dengan tulus ikhlas sebagai seorang Islam dan aku bukannya termasuk golongan orang-oragmusyrik, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya karena itu aku diperintahkan dan aku adalah termasuk golongan orang-orang Islam”

  1. Membaca Surat Al-Fatihah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ   ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ   Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ   Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ   x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ   $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ   xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ  
  1. Membaca Surat-surat dalam Al-Qur’an, misalnya membaca surat al-Kafirun
ö@è% $pkšr'¯»tƒ šcrãÏÿ»x6ø9$# ÇÊÈ   Iw ßç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ   Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç7ôãr& ÇÌÈ   Iwur O$tRr& ÓÎ/%tæ $¨B ÷Lnt6tã ÇÍÈ   Iwur óOçFRr& tbrßÎ7»tã !$tB ßç6ôãr& ÇÎÈ   ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ uÍ<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ  
  1. Takbir dan tasbih ketika ruku yang dibaca tiga kali
اَللهُ اَكْبَرُ .  سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Allah Maha Besar. Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya.

  1. Do’a I’tidal
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ
“Allah Maha Mendengar kepada orang-orang yang memujiNya. Tuhan kami, kepadamulah segala puji yang memenuhi langit dan bumi serta Engkau Maha berkehendak atas segala sesuatu

  1. Takbir dan tasbih ketika sujud yang dibaca tiga kali
اَللهُ اَكْبَرُ .  سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلىٰ وَبِحَمْدِهِ
Allah Maha Besar. Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya.

  1. Takbir dan berdo’a antara dua sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَازْبُرْنِيْ  وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
“Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, belas kasihanlah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan tinggikanlah derajatku, berilah aku rizki, petunjuk, sehatkanlah aku dan ampunilah aku”

  1. Bacaan Tasyahud Awal
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلىَ عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلـــهَ اِلاَّ اللهُ  وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkahNya ku panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Keselamatan semoga tetap untuk kami sluruh hamba-hamba yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

  1. Shalawat kepada Nabi Saw
اَللّهُمَّ  صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَهِيْمَ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَهِيْمَ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan limahkan rahmat atas keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau berikan rahmat kepada Nabi ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana Engkau memberi berkah kepada nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah yang Maha terpuji dan Maha Mulia.”

  1. Qunut pada shalat subuh dan witir
اَللّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ،  فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضى عَلَيْكَ، وَإِنَّـهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَّالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ. أَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِالنَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلىَ آلِــهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
 “Ya Allah ! Berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah engkau beri petunjuk. Ampunilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau beri ampunan, kuasakanlah sebagaimana orang yang telah Engkau beri kekuasaan, berkahilah apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Hindarkanlah aku dari keputusanmu yang tidak baik. Engkau Maha Memutuskan dan tiada yang bisa memutuskan urusanMu. Sesungguhnya tiadalah hina orang-oang yang Engkau kuasakan dan tiada mulia orang yang Egkau musuhi. Hanya bagi-Mulah sehala pujian atas apa yang Engkau putuskan. Aku memohon ampunan dan aku bertaubat kepadaMu. Semoga rahmat takzim Engkau tetapkan atas junjungan kami Muhammad dan keluarga serta sahabatnya.”

  1. Bacaan Salam
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian”



UJI KOMPETENSI

A.   Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.      Gerakan shalat dimulai dengan ….
a.       Wudlu
b.      Takbiratul Ihram
c.       Tasbih
d.      Takbir I’tidal
2.      Bacaan yang dibaca bersamaan dengan ruku adalah ……..
a.       Tasbih                                         c. Tahlil
b.      Takbir                                          d. Tahmid
3.      Gerakan I’tidal dilakukan setelah gerakan ….
a.       Sujud                                           c. Ruku
b.      Duduk antara dua sujud           d. Berdiri
4.      Makna do’a iftitah adalah do’a  ….
a.       Pembuka                         c. Awal
b.      Shalat                                           d. Baik
5.      Dalam sehari semalam shalat fardlu sebanyak ….. rakaat
a.       7                                                   c. 4
b.      5                                                   d. 17

B.   Kerjakan shalat secara bersama-sama dengan teman-temanmu di mushalla dengan membaca dengan keras do’a-do’a yang sudah kamu hafal!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL

AKTUALISASI DAN REVITALISASI PROFESIONALISME GURU DALAM ICT   ( INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY ) DIERA DIGITAL OLEH : IR...